Friday, January 12, 2007
JIWA INSANI
Jiwa mutiara insan
Berkelana menyusuri jalan,
Menembus kegelapan
Dari hari kehari
Berderu dan berlari
Berdetak menghadapi tepian-tepian hati
Jiwa siapakah yang selamat
Hingga akhir hayat,
Kebanyakan manusia terlena
Terhias dengan tebalnya dosa,
Padahal hidup hanya sementara
Jiwa mutiara insan
Pelengkap kehidupan
Banyak orang yang tertipu
Dengan kehidupan yang Satu
Jiwa mutiara insan
Yang mampu menerpa semua cobaan
KARTU NAMA
Disuatu pasar di
Peternakan kacil-kecilan yang dimiliki oleh
Orang keturunan cina dan mempunyai beberapa
Pelayan. Suatu ketika :
Pemilik ternak : “cep,!!!” (dengan suara
Delapan oktaf ) “Ceceeeep!!... buluan lo’ kesini”.
Cecep : “aya naon sih teriak-teriak
Kawas kitu, jiga nu gelo wae”.
Pemilik ternak : “Ahh bodo owe kaga ngalti
Omongan lo’, yang jelas sekalang lo’ halus
Kilim ayam-ayam ini, ke alamat ini”. (sambil
Memberikan kartu nama pada Cecep)
Pemilik ternak : “ingat Cep, jangan sampai
nyasal, pegang bae-bae tuh kaltu nama”.
Cecep : “Tenang wae bos pasti beres”.
Dengan mengendarai motornya yang butut,
Cecep membawa ayam-ayam tersebut, tapi
Ditengah perjalanan ada sebuah lubang
Yang besar, Cecep pun terjatuh dan seketika
Itu pula ayam-ayam berhamburan ke segala arah
Dan melarikan diri. Bukannya mengambi
ayam-ayam tersebut, Cecep malah membiarkan
ayam-ayam tersebut pergi entah kemana,
orang-orang di sekitarnya merasa
keheranan. Kemudian salah satu di antara
mereka ada yang bertanya , “Mang,mang,
ayamnya pada kabur kok malah dibiarkan,
ketawa-tawa lagi”.
Sambil tertawa Cecep menjawab, “mau
Kabur kemana tuh ayam, alamatnya saja sama
Saya paling-paling tuh ayam pada nyasar”.